Journal: Sebuah Prolog

Hello, it's been quite a while!

Butuh waktu lebih dari setahun buat bener-bener balik dan nulis lagi di blog ini. Selamakatakanlahmasa hibernasi, percaya deh, aku membreakdown banyak hal yang mau kutulis di sini. Entahnya, semua selalu berujung jadi kumpulan 'thumbnails' di kepala, yang sering kali ga sengaja ke-'clear cache' klo muatan otak udah overload (Terima kasih stress, deadline, dan workstuff lainnya).


Jadi...

Tolong abaikan pose dramatis ini

Letter for Me #1


Dear Achi,

Selamat ya, akhirnya kesampaian nulis surat ini.


How I Finally Debut on Dribbble

Belum lama ini, aku baru aja mencoret satu lagi bucket list-ku yang sejujurnya udah kutulis dari jaman kuliah dulu. Yup, make a debut shot on Dribbble!

My debut shot


Ibarat seberapa berharganya kata 'Debut' di kalangan trainee perusahaan hiburan korea, ngelakuin debut di Dribbble juga sebuah achivement buat sebagian buruh grafis beserta serumpunannya. Kenapa? Karena Dribbble adalah komunitas kreatif berbasis web yang bisa dibilang punya keistimewaan 'Limited Access'.


Volunteering at The 90's Festival

Siapa sih yang ga tau kartun Doraemon? Meski gue bukan salah satu fans dari kartun tersebut, tapi gue tau seberapa memorable-nya kartun itu di ingatan. Bisa dibilang, Doraemon lah yang pertama memperkenalkan konsep mesin waktu di benak anak-anak kelahiran 90an. Sekaligus benda anime ke-4 yang paling diinginkan menurut survey Niindo.

Meski kita semua tau bahwa waktu mustahil untuk diulang , tapi ternyata Indonesia punya lho 'mesin'nya. Mesin di mana kita bisa me-rewind kembali ingatan dan perasaan masa kecil kita.

Pernah denger The 90's Festival? Yups, itu laci mesin waktunya!




Berkat LA Lights Indie Movie 2013

Kita ga pernah tau, pada titik atau momen apa yang akhirnya nyadarin kita sama Passion. Gue pun ga pernah nyangka dari sebuah poster lomba film jaman SMK dulu, bikin gue semaniak itu sama Film Making.

Udah ga kehitung lagi berapa weekend yang gue sisihkan buat kegiatan film. Yang ga selalu di Depok, gue bahkan rela naik Commuter Line jaman karcis kertas dulu dari Pocin ke Tebet, terus lanjut naik Metro Mini. Pulang-pergi, setiap hari minggu. Sendirian? Engga sih, untungnya punya partner in crime yang maniaknya samaan, teh Nca.

Niat banget emang. Entah ini disebut passion atau perasaan ingin tahu yang berlebihan. Tapi karena ini juga, ketika satu jurusan gue ngadain kunjungan ke event LA Light Indie Movie di TIM tahun 2013 lalu, ga pake ragu buat bilang "GUE IKUUUT!"